Selasa, 19 Oktober 2021 FTIK IAIN Bukittinggi mengadakan rapat perdana terkait IPEPA (Instrumen Pemantauan dan Evaluasi Peringkat Akreditasi).
Instrumen ini digunakan untuk memantau dan mengevaluasi peringkat akreditasi Perguruan Tinggi dan Program Studi. IPEPA muncul berlandaskan 1) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 Tahun 2020 tentang Akreditasi Program Studi dan Perguruan Tinggi Pasal 29 huruf h : memberikan tugas dan wewenang kepada Dewan Eksekutif BAN-PT untuk melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap pemenuhan syarat peringkat Akreditasi Perguruan Tinggi, dan 2) Peraturan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor 1 Tahun 2020 tentang Mekanisme Akreditasi untuk Akreditasi yang Dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Pasal 3 Ayat (7) : memberikan wewenang kepada Dewan Eksekutif BAN-PT untuk menetapkan instrumen yang diperlukan dalam mendukung mekanisme pemantauan tersebut.
Agar dapat mempersiapkan IPEPA secara maksimal perlu dilakukan pertemuan awal guna penyamaan persepsi terkait IPEPA itu sendiri. Hadir dalam kegiatan ini, Dekan, Wakil Dekan I, dan tim akreditasi untuk program studi yang akan diakreditasi. Dengan adanya rapat penyamaan persepsi ini, diharapkan setiap tim akreditasi dapat mulai bekerja sesuai standar yang terdapat pada IPEPA, demikian ujar Dekan FTIK Dr. Zulfani Sesmairni, M. Pd sebelum mengakhiri pertemuan.
Dalam rapat ini juga dibahas hasil evaluasi kinerja Prodi S2 PAI adalah sebagai berikut:
- Rata-rata rasio jumlah DTPS dan jumlah mahasiswa aktif dalam 3 tahun terakhir adalah 1:8. Ini merupakan perbandingan yang sangat terpenuhi antara jumlah dosen dan mahasiswa sehingga dalam pembimbingan tesis nantinya, satu orang dosen dapat membimbing sekitar 8 orang mahasiswa secara intensif.
- Rata-rata Beban kerja dosen dalam 3 tahun terakhir adalah 15 SKS, dimana ini merupakan beban kerja yang memungkinkan DTPS bekerja secara maksimal. Beban tugas mengajar dosen ini selanjutnya ditetapkan dan dievaluasi berdasarkan keputusan rektor https://drive.google.com/file/d/1SaMdCRx9IxrI6StvI0ShtT721dLcaySC/view dimana dosen melaporkan pelaksanaan BKD setiap semesternya ke LPM melalui e-campus https://e-campus.iainbukittinggi.ac.id/ecampus/login.jsp.
- Rerata Kehadiran DTPS mengajar di PS sesuai dengan perencanaan dan ketentuan yang berlaku dimana DTPS melakukan kegiatan mengajar selama 16 kali pertemuan. Kegiatan mengajar dosen ini dievaluasi dengan menyebarkan angket kepada mahasiswa terkait proses belajar mengajar, RPS, UTS, UAS, tugas dan lain-lain ke dalam bentuk laporan movev pembelajaran https://docs.google.com/document/d/1giQ1Ehtdno2oBpWpEbyO9ruUDQSg2Qbk/edit.
- DTPS menjadi pembimbing utama tugas akhir yang terdiri dari skripsi dan tesis dengan memiliki mahasiswa pembimbing rata-rata 6 orang mahasiswa. Berdasarkan data rasio dosen dan mahasiswa, dapat disimpulkan bahwa satu orang dosen membimbing sekitar 8 orang mahasiswa. Bimbingan tesis mahasiswa dengan DTPS dibuktikan dengan mengisi kartu bimbingan tesis (https://drive.google.com/drive/u/0/folders/1_ubkMgWuHru5ocRoVsA7dZq5hd7bTW1h) dengan minimal 6 kali pertemuan sampai mahasiswa melaksanakan munaqasyah.
- Ada beberapa jenis prestasi yang diraih oleh DTPS diantaranya sebagai pembicara utama, reviewer, editor, dan narasumber baik di tingkat internasional maupun nasional dengan persentase 91,7% dari jumlah DTPS. Prestasi dosen di tingkat internasional masih perlu digiatkan dengan memberikan informasi dan pelatihan agar dosen juga bisa bersaing di tingkat internasional sesungguhnya tidak hanya lagi melaui seminar internasional yang dilaksanakan di institusi dalam negeri.
- Dalam 3 tahun terakhir ada 164 artikel jurnal yang diterbitkan oleh dosen Prodi S2 PAI dan telah disitasi sebanyak 94 kali (https://drive.google.com/drive/u/0/folders/1cEmuRT1Td1jybXOn01M2aiDPnQ-eG5p-). Peningkatan jumlah publikasi ilmiah dosen ini disebabkan karena meningkatnya kerjasama penelitian antara dosen dan mahasiswa, serta dosen dengan dosen baik dalam satu perguruan tinggi maupun dengan perguruan tinggi lainnya. Namun, sumber pembiayaan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh dosen Prodi S2 PAI, pada umumnya masih bersumber dari dana mandiri dan Perguruan Tinggi.
- Terdapat 13 buku ber-ISBN yang dimiliki oleh dosen Prodi S2 PAI serta 23 HKI (https://drive.google.com/drive/u/0/folders/1cEmuRT1Td1jybXOn01M2aiDPnQ-eG5p-). Peningkatan jumlah karya ilmiah dosen yang dipatenkan pada tahun 2021 merupakan imbas dari kebijakan institusi dengan memberikan bantuan dana dan pengurusan untuk penerbitan HKI.
- Rekrutmen dosen dan tenaga kependidikan berjalan dengan baik sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku baik dalam hal jumlah dan kualitas, mulai dari pengumuman pendaftaran (terdaftar sesuai dengan kualifikasi), pelaksanaan tes (SKD melalui sitem CAT dan SKB melalui zoom meeting dan CAT juga), dan pengumuman hasil oleh pemerintahan pusat yang semuanya telah diatur secara detail oleh kemenpan RB dan kemenag RI melalui situs masing-masing sehingga pelaksanaan perekrutan berjalan sesuai prosedur, transparan, dan murni. Perekrutan SDM dilakukan berdasarkan pada hasil telaah staf dengan mempertimbangkan rasio antara dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan sehingga berdasarkan pada tabel rasio jumlah dosen dan tendik dengan jumlah mahasiswa saat ini sudah terpenuhi sehingga tidak menghambat kinerja institusi dalam bidang pelayanan kepada mahasiswa khususnya. Untuk kualitas DTPS, hanya 1 DTPS yang belum memiliki jabatan akademik sebagai lektor kepala, dan belum ada juga DTPS yang bergelar akademik sebagai profesor. Kemudian, tenaga kependidikan rata-rata menyandang gelar sarjana bahkan ada beberapa yang bergelar diploma. Untuk itu, perlu peningkatan kualitas dosen dan tenaga kependidikan dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi atau mengikuti beberapa pelatihan, seminar dan lain sebagainya yang mendukung peningkatan kompetensi, seperti workshop dan Diklatpim dan lain sebagainya. Peningkatan karir dari jenjang Lektor Kepala menjadi Profesor masih mengalami kendala, karena ada persyaratan harus terbit jurnal terindeks Scopus Q2. Hal ini tentunya menjadi tantangan tersendiri bagi dosen di Prodi S2 PAI.