Bukittinggi, 11 Juni 2022— Mahasiswa Program studi S3 PAI FTIK UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi mengadakan webinar nasional mengusung tema “Reformasi Pendidikan Agama Islam Dalam Menyiapkan Generasi Emas 2045”. Narasumber istimewa dalam kegiatan ini adalah Anggota DPR RI Komisi VIII Ibu Dr (Can) Hj. Lisda Hendrajoni, M.MTr dan Prof. Dr. Salmadanis, MA guru besar UIN Imam Bonjol Padang dan juga Ketua BKMT Kota Padang. Kegiatan ini diawali dengan sambutan dari Dekan FTIK Ibu Dr. Zulfani Sesmiarni, M.Pd dan dibuka secara resmi oleh bapak Dr. Asyari, S.Ag., M.Si Wakil Rektor 1. Dalam kesempatan itu, dekan dan Wakil rektor 1 sepakat mengatakan bahwa webinar ini adalah salah satu dalam menyiapkan generasi emas 2045. Persiapan Generasi emas 2045 adalah dengan menghasilkan guru PAI yang generalis dan Profesionalis dalam arti guru PAI yang menguasai dasar-dasar keilmuan umum dan ahli dalam keilmuan keagamaan sehingga mengurangi bahkan tidak terlihat pendikotian ilmu.
Kegiatan ini disambut hangat oleh masyarakat. Hal ini terlihat dari hadirnya ratusan peserta, baik dari civitas akademika UIN Bukittinggi, masyarakat Sumatera Barat bahkan ada yang dari Jambi dan pulau jawa. Dalam kesempatan yang berbahagia itu, para narasumber kompak mengatakan bahwa dalam menyiapkan generasi emas 2045, hal utama yang perlu dilakukan adalah melakukan inovasi dan kreatifitas serta harus bersinergi. Seperti pesan bapak Prof. bahwa untuk menyiapkan generasi emas, kita harus saling mengingatkan dan bersinergi dengan generasi muda melenial. Generasi tua mengambil peran untuk meninggalkan generasi penerusnya yang kuat, kuat dalam ilmu, pemahaman agama, dan inovasi keterampilan. Selain itu, Ibu Lisda juga meningatkan kepada generasi milenial calon generasi emas 2045 bahwa “ jangan takut dengan kecanggihan teknologi. Sebenarnya yang membuat prihatin itu adalah mereka tidak menggunakan teknologi dengan bijak. Kalau kembali ke kaidah ushul, hukum asal benda adalah mubah, sampai ada dalil yang mengharamkannya. Ya, benda itu tergantung untuk apa digunakan. Bisa menjadi wasilah kebaikan ataupun keburukan, membangkitkan ataupun menenggelamkan dalam kemunduran. Kemudian ditutup sekaligus dikuatkan oleh pemaparan materi oleh dekan FTIK dengan kalimat motivasi bahwa “Guru PAI yang hebat bukan yang pandai mengajar, tapi guru PAI yang baik adalah guru yang mampu membuat peserta didiknya bertanya dan kreatif, itulah guru yang akan menghasilkan generasi emas 2045”