Sebelumnya, saya berterima kasih kepada Dosen Pembimbing Skripsi saya Ibu Dr. Linda Yarni, M.Si yang telah membimbing dan memberikan arahan kepada saya dalam penyelesaian skripsi saya dengan judul Peran Orangtua Dalam Melatih Kemampuan Bina Diri Anak Tunagrahita di Yayasan Etnik Kreatif Nusantara Ampang Gadang, saya juga berterima kasih kepada dosen penguji seminar proposal serta sidang munaqasah Bapak Dr. Afrinaldi, MA dan Bapak Dodi Pasila Putra, M.Pd, dosen PA saya Ibu Dra. Hj. Irna Andriati, M.Pd, dosen-dosen Prodi BK, Kaprodi BK dalam penyelesaian studi saya selama di kampus IAIN Bukittinggi. Dan teristemewa kepada orangtua yang selalu memberikan dukungan dan motivasi kepada saya dalam bentuk apapun.
Nama saya Adma Gusti putra, biasa dipanggil sehari-hari Adma. Saya lahir pada 21 Agustus 1997 di Bunga Tanjung, Nagari Maek, Kec. Bukit Barisan, Kab. 50 Kota. Ayah saya bernama Masri, bekerja sebagai tukang bangunan dan Ibu saya bernama Aznita Zurpida, pekerjaan Ibu saya mengurus rumah tangga. Saya memiliki 5 saudara kandung, saya anak ke-4 dari 5 bersaudara.
Jenjang pendidikan yang telah saya tempuh adalah menyelesaikan sekolah di taman kanak-kanak TK Ananda Bunga Tanjung pada tahun 2003, tamat SDN 01 Maek pada tahun 2009, kemudian saya melanjutkan pendidikan ke MTsN Dangung-dangung, ketika melanjutkan pendidikan di MTsN Dangung-Dangung saya sudah tinggal terpisah dari orangtua, dan saya mulai belajar hidup mandiri. Saya tamat pendidikan di MTsN Dangung-Dangung pada tahun 2012, kemudian melanjutkan pendidikan di MAN 2 Payakumbuh, dan tamat pada tahun 2015. Pada tahun yang sama saya lulus mahasiswa undangan di UIN Padang dengan jurusan Hukum Keluarga, pada saat itu hati saya sangat senang, akan tetapi setelah keluarga tau saya lulus sebagai mahasiswa undangan di salah satu perguruan tinggi di Padang, keluarga tidak mengizinkan saya untuk melanjutkan pendidikan di Kota Padang yang sampai saat sekarang saya tidak tau alasannya kenapa.
Di tahun selanjutnya, saya disuruh keluarga untuk mendaftar kuliah di IAIN Bukittinggi, dengan arahan keluarga untuk mengambil jurusan Bimbingan dan Konseling, PAI dan PTIK. Keluarga menyarankan ketiga jurusan tersebut agar saya menjadi lulusan ilmu keguruan dan dapat bekerja di bidang keguruan. Saya mendaftar kuliah di IAIN Bukittinggi jalur UM-PTKIN. Setelah mengikuti ujian UM-PTKIN saya dinyatakan lulus pada program studi Bimbingan dan Konseling, jurusan Bimbingan dan Konseling merupakan jurusan pilihan pertama yang saya daftarkan ketika pendaftaran UM-PTKIN.
Selama menempuh pendidikan di Prodi Bimbingan dan Konseling Fakultas Tarbiah dan Ilmu Keguruan IAIN Bukittinggi, banyak berbagai hal dan pengalaman yang saya lalui. Sebelum masuk IAIN Bukittinggi saya kira kuliah di jurusan Bimbingan dan Konseling mudah dan santai, karena saya melihat Guru BK ketika saya menempuh pendidikan sebelum-sebelumnya, terlihat santai dan hanya berada di ruangan BK saja, akan tetapi malah sebaliknya, selama saya menempuh pendidikan Bimbingan dan Konseling di IAIN Bukittinggi ternyata kuliah di jurusan BK sangat banyak tugas baik teori maupun praktek, dan saya rasa jurusan yang paling berat untuk ditempuh dibandingkan jurusan-jurusan lainnya di IAIN Bukitinggi adalah jurusan BK. Dengan banyaknya mata kuliah teori dan praktek, disitulah mambuat saya semakin bertambah dewasa dan menambah wawasan serta pemahaman di bidang Bimbingan dan Konseling.
Pada saat proses penyelesaian penelitian skripsi saya, saat itu terjadi pandemi Covid-19, sehingga pada saat itu perkuliahan tatap muka di alihkan secara daring. Saya memulai bimbingan proposal penelitian secara daring, dan setelah Acc untuk diseminarkan, proses seminar proposal saya pun juga daring. Lebih kurang 2 minggu setelah seminar proposal, saya mulai melakukan penelitian. Penelitian saya di masyarakat yang berlokasi di Ampang Gadang, Kec. Ampek Angkek, Kab. Agam. Saat melakukan penelitian masih dalam Pandemi Covid-19 era kenormalan baru. Saya melakukan penelitian dengan tetap mematahui protokol kesehatan, terutama mamakai masker. Saya melakukan penelitian lebih kurang 1 bulan.
Sebelumnya, saya ragu untuk tamat dan wisuda pada bulan Agustus 2020, karena waktu pendaftaran sidang munaqasah yang sudah di penghujung akhir-akhir batas pendaftaran. Kemudian saya konsulatsi dengan pembinmbing, akhirnya beliau memotivasi saya untuk bisa daftar munaqasah, berkat motivasi dari beliau, terangkat kembali motivasi dan semangat saya untuk menyelesaikan studi di bulan Agustus 2020. Akhirnya, seminggu sebelum pendaftran berakhir, skripsi saya sudah di Acc pembimbing untuk di munaqasakan. Seminggu terakhir tersebutlah saya mengurus surat-surat yang berkaitan dengan syarat pendaftaran ujian munaqasah. Pertama saya mengurus KRS mata kuliah skripsi yang belum di Acc dosen PA karena kelalaian diri saya sendiri, setelah meminta arahan dari dosen PA dan Prodi, akhirnya saya membuat surat permohonan untuk persetujuan KRS mata kuliah Skripsi, Alhamdulillah mata kuliah skripsi saya sudah disetujui 2 hari setelah itu. Kedua, saya mengurus surat bebas plagiat, setelah mengirimkan file skripsi lewat email, satu hari setelah satu saya pergi keperpustakaan untuk mencek uji palgiat skripsi saya dengan tetap mematuhi protokol kesehatan, dan Alhamdulillah tanpa revisian uji plagiat saya keluar sebesar 28%. Ketiga, saya mengurus surat bebas UKT, 2 hari setelah pengajuan, surat bebas UKT saya keluar. Pada hari Kamis 30 Juli saya mengupload syarat-syarat untuk pendaftaran ujian munaqasah. Akhirnya, jadwal sidang munaqasah saya keluar pada tanggal 14 Agustus 2020. Ujian sidang munaqasah dilakukan dengan daring kembali. Alhamdulillah, atas izin Allah SWT, saya dinyatakan lulus setelah ujian munaqasah pada hari Jum’at, tanggal 14 Agustus 2020. Pada hari itu, hari yang sangat emosional bagi saya, dan juga bulan yang sangat istimewa bagi saya, karena 14 Agustus 2020 saya lulus sidang munaqasah, 21 Agustus bertepatan dengan tanggal dan bulan lahir saya, dan 27 Agustus 2020 adalah agenda wisuda online IAIN Bukittinggi angkatan XIII (#Agustmymonth). Mudah-mudahan dengan izin Allah SWT, satu tahun atau dua tahun lagi saya bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya (S2). Aamiin..